Kepemimpinnanya berakhir hingga beliau meninggal dan akhirnya digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Malikul Zahir, setelah itu digantikan oleh Sultan Muhammad Malik Al-Saleh, selanjutnya Sultan AL-Malik Jamaluddin atau Sultan Muhammad Malik Al-Zahir yang merupakan cucu dari sultan Malikul Zahir, setelah beliau meninggal digantikan oleh putranya yag bernama Sultan Zainal Abidin dan yang terakhir Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh pemimpin perempuan yaitu Sultanah Bahiah yang merupakan puteri dari sultan Zainal Abidin.
· Makam dari Sultan Malik Al-Shaleh, yang merupakan raja pertama kerajaan Samudra Pasai. Makam ini letaknya di desa Beuringin, Samurda Lhoksumawe.
· Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir yang merupakan raja ke-4 kerajaan Samudra Pasai, beliau putera dari Raja Malik Al-Saleh. Makam beliau terletak di sebelah makam ayahnya.
· Makam dari Teungku Sidik Abdullah Tajul Nillah yang merupakan salah satu keturunan dinasti Abbasiyah. Teungku Sidik Abdullah Tajul Nillah merupakan cicit Khalifah Al-Muntasir. Teungku Sidik Abdullah Tajul Nillah menjabat sebagai menteri keuangan di kerajaan Samudra Pasai. Makam Teungku Sidik Abdullah Tajul Nillah letaknya di desa Gampong Kuta Krueng.
· Makam dari Teungku Peuet Ploh Peuet yang letaknya di desa Gampong Beuringin, Samudera. Makam Teungku Peuet Ploh Peuet berkumpul dengan makan ulama-ulama yang menetang pernikahan raja dengan puterinya sendiri.
· Makam Ratu Al-Aqla yang letaknya di desa Gampong Meunje Tujoh, Matangkuli. Ratu Al-Aqla merupakan puteri dari Sultan Muhammad Malikul Dhahir.
· Peninggalan kerajaan Samudera Pasai lainnya yaitu adanya Stempel dari Kerajaan Samudra Pasai. Stempel tersebut merupakan stempel milik Sultan Muhamad Malikul Zahir. Stempel tersebut di temukan di desa Kuta Krueng, Samudera, Aceh Utara. Stempel tersebut patah pada bagian pegangannya saat ditemukan oleh ahli sejarah yang eneliti kerajaan Samudera Pasai.
· Peninggalan yang terakhir ditemikan dari peninggalan kerajaan Samudera Pasai adalah tulisan tangan Sultan Zainal Abidin, tulisan ini merupakan surat yang dikirimkan Sultan Zainal Abidin kepada Kapitan Moran pada 923 Hijriah.
Berikut beberapa peninggalan kerajaan Samudra Pasai:
· Cakra Donya yang berbentuk lonceng menyerupai stupa, lonceng ini dibuat oleh negeri cina pada 1409 masehi. Cakra Donya memiliki tinggi sekitar 125 cm dengan lebar 75 cm. Terdapat hiasansan, tulisan dan simbol-simbol Cina dan Arab.· Makam dari Sultan Malik Al-Shaleh, yang merupakan raja pertama kerajaan Samudra Pasai. Makam ini letaknya di desa Beuringin, Samurda Lhoksumawe.
· Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir yang merupakan raja ke-4 kerajaan Samudra Pasai, beliau putera dari Raja Malik Al-Saleh. Makam beliau terletak di sebelah makam ayahnya.
· Makam dari Teungku Sidik Abdullah Tajul Nillah yang merupakan salah satu keturunan dinasti Abbasiyah. Teungku Sidik Abdullah Tajul Nillah merupakan cicit Khalifah Al-Muntasir. Teungku Sidik Abdullah Tajul Nillah menjabat sebagai menteri keuangan di kerajaan Samudra Pasai. Makam Teungku Sidik Abdullah Tajul Nillah letaknya di desa Gampong Kuta Krueng.
· Makam dari Teungku Peuet Ploh Peuet yang letaknya di desa Gampong Beuringin, Samudera. Makam Teungku Peuet Ploh Peuet berkumpul dengan makan ulama-ulama yang menetang pernikahan raja dengan puterinya sendiri.
· Makam Ratu Al-Aqla yang letaknya di desa Gampong Meunje Tujoh, Matangkuli. Ratu Al-Aqla merupakan puteri dari Sultan Muhammad Malikul Dhahir.
· Peninggalan kerajaan Samudera Pasai lainnya yaitu adanya Stempel dari Kerajaan Samudra Pasai. Stempel tersebut merupakan stempel milik Sultan Muhamad Malikul Zahir. Stempel tersebut di temukan di desa Kuta Krueng, Samudera, Aceh Utara. Stempel tersebut patah pada bagian pegangannya saat ditemukan oleh ahli sejarah yang eneliti kerajaan Samudera Pasai.
· Peninggalan yang terakhir ditemikan dari peninggalan kerajaan Samudera Pasai adalah tulisan tangan Sultan Zainal Abidin, tulisan ini merupakan surat yang dikirimkan Sultan Zainal Abidin kepada Kapitan Moran pada 923 Hijriah.