Multiple Intelegence

Konsep intelegensi yang hingga sekarang ini dikenal adalah berasal dari Alfers Binet. Kecerdasan merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah atau membuat produk yang dihargai dilingkungan kebudayaan. Dengan demikian ukuran kecerdasan akan berfariasi antara lingkungan kebudayaan satu dengan lainnya. Sebagai contoh orang yang hidup di daerah kering akan menjadi intelegen karena mamapu berjuang untuk tetap hidup.

Howard Gardner (1983) dalam terorinya tentang multiple intelegence atau kecerdasan majmuk menjelaskan cakupan potensi manusia. Teori ini telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi dunia pendidikan, yang sebelumnya lebih banyak memberikan fokus perhatian hanya pada sisi language dan mathematical intelligence. Menurut beliau IQ bukan satu-satunya alat ukur untuk mengetahui kemampuan seseorang, tapi disana ada kecerdasan-kecerdasan lain yang juga amat penting, yaitu: linguistik, logika-matematika, visual-spasial, musikal, fisik kinestesik, interpersonal (sosial), intrapersonal, dan naturalis.

Bagi para pendidik ide multiple intelligence ini menjadi inspirasi dalam pengkayaan kurikulum pendidikan sekolah, terutama dalam memperkaya metode penyampaikan materi pelajaran dengan memanfaatkan ke-tujuh potensi kecerdasan manusia ini.
Delapan kecerdasan tersebut adalah:
1. Kecerdasan linguistik (Linguistic Intelegence), yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata. Penulis, wartawan, sastrawan, orator, dan komedian merupakan contoh-contoh yang memiliki kecerdasan linguistik.

2. Kecerdasan logika-matematika (logical_matematical .Intelegence), yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan bernalar (reasoning) dan menghitung, memikirkan sesuatu dengan cara logis dan sistematis. Kemampuan ini banyak dikembangkan oleh para insinyur, ilmuan, ekonom, akuntan dan detektif.

3. Kecerdasan visual-spasial (visual-Spatical Intelegence), yaitu intelegensi yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan untuk memvisualisasikan bentuk akhir dari sesuatu. Membayangkan sesuatu dalam mata pikiran. Arsitek, seniman, perencana strategik, fotografer, pemahat, pelaut adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan visual-spasial.

4. Kecerdasan musikal (Musical Intelegence), yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan untuk menciptakan atau membuat komposisi musik. Menjaga irama. Setiap orang memiliki kecerdasan musikal dasar yang baik dan dapat mengembangkannya. Kecerdasan ini dimiliki oleh komposer, musikus, dan ahli rekaman.

5. Kecerdasan fisik-kinestetika (Body-Kinestetic Intelegce), yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan menggunakan keterampilan fisik untuk memecahkan masalah, menciptakan produk, atau menyampaikan gagasan dan emosi. Kemampuan ini ditampilkan oleh atlit, penari dan aktor, ataupun mereka yang bekerja di bidang konstruksi. Banyak orang yang berbakat secara fisik dan terampil menggunakan tanga tidak menyadari bahwa mereka tidak menunjukkan bentuk kecerdasan yang tinggi, dan sama nilainya dengan kecerdasan lainnya.

6. Kecerdasan Interpersonal (sosial) (Interpersonal (social) Intelegence), yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bnetuk kemmpuan bekerja secara efektif dengan orang lain berhubungan dengan orang lain dan menunjukkan empati dan pemahaman, memperhatikan motifasi dan tujuan. Kecerdasan ini pentinig untuk dimiliki para guru, fasilitator, terapis, politikus, pemimpin agama dan salesman.

7. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelegence) , yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan menganalisis diri dan refleksi diri, mampu berkontemplasi dan menilai kemampuan seseorang, membuat perencanaan dan tujuan, dan mengetahui diri sendiri. Kecerdasan ini dapat dipergunakan untuk mempelajari kesuksesan dan kegagalan sebagai panduan untuk kebaikan pada masa mendatang. Filosof, konselor, dan orang-orang yang mencapai puncak prestasi tertinggi adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan ini.

8. Kecerdasan Naturalis (Naturalis Intelegence), yaitu kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk kemampuan mengenal flora dan fauna, hidup selaras dengan alam dan memanfaatkannaya secara produktif. Petani, pakar biologi, pakar botani, dan lingkungan hidup adalah orang-orang yang mempunyai kecerdasan ini.

Seperti apa yang telah tersebut di muka, pendidikan di sekolah pada umumnya mengajarkan materi yang berkaitan dengan dua kecerdasan. Ini karena tes IQ yang diterapkan selama ini berupa huruf dan angka. Demikian pul dengan hasil tes IQ sering digunakan untuk memprediksi keberhasilan siswa di sekolah, karena materi yang diajarkan dan cara mengajar anak di sekolah tergantung pada kedua jenis kecerdasan tersebut, yakni bahasa dan logika-matematika.